TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertaruhan Kedudukan {5}



Pertaruhan Kedudukan {5}

0 "Dan itu sudah aku peringatkan kepadamu sebelum kau berangkat dan kau cukup keras kepala untuk itu, Anqier. kau tahu istana memiliki hukumnya sendiri, terlebih ketika kau adalah menjadi bagian paling rendah di sana. Dayang, apalagi Dayang baru, di bangsa manusia saja memiliki semua aturan dan tingkat kedudukan sangat rinci apalagi di alam iblis. Dan kau mau berusaha untuk sok memamerkan kemampuan bela dirimu yang bahkan hanya seujung kuku dari seorang Panglima Perang hanya karena kau ingin membunuh Emo Shao Ye? Percayalah, itu adalah tindakan yang paling bodoh yang pernah ada,"     
0

"Tapi kenapa kau tak melarang Anqier, Si Qi?" kata Liu Ding Han kemudian, Yang Si Qi tambak menghentikan langkahnya kemudian dia memandang Liu Ding Han dengan mimik wajah kesalnya.     

"Apakah Bibi tidak mengerti dan tahu siapa anak Bibi ini yang sebenarnya? Apakah anak Bibi cukup menuruti ucapan dari semua orang? Jawabannya adalah tidak, Bibi. Dia sama sekali tidak akan menuruti semua ucapan orang, dia itu terlahir keras kepala dan bahkan aku yakin jika dia itu terlahir dari batu atau semacamnya. Dia tidak akan pernah merasa mundur kalau dia belum merasakan sendiri dan kapok sendiri dengan apa yang telah dia lalui, Bibi," kesal Yang Si Qi.     

Liu Ding Han pun tampak mengangguk. Dia juga benar-benar tak habis pikir dengan putrinya, bagaimana bisa putrinya memiliki sikap keras kepala seperti itu. padahal dia merasa jika dia tidak pernah mengajari putrinya untuk menjadi batu dan kadang-kadang terlalu keras kepala.     

"Sudah, jangan dibahas lagi masalah ini. semuanya biarlah menjadi hal yang bisa sebagai tempat bercerita tanpa harus mengulang kesalahan yang sama."     

"Tapi, bagaimana kau harus mengembalikan Tao menjadi sosok Putra Mahkota Kerajaan Langit yang utuh? Bagaimana caramu untuk memusnahkan sikap iblis yang ada di dalam hatinya dan membelenggunya sekarang, Anqier?" tanya Yang Si Qi. Untuk itu, Liu Anqier sama sekali tidak bisa untuk mengatakan apa pun, dia hanya bisa diam, benar-benar diam tanpa bisa menjawabnya. "Dan satu lagi, apakah Tao telah tahu jika kau telah mengetahui siapa dirimu dan dirinya? Tentang jati diri kalian di kerajaan langit?" tanyanya lagi. Liu Anqier kembali diam.     

"Aku belum mengatakannya,"     

"Jika kau belum mengatakannya, itu akan memperumit Tao, Anqier. apa kau tahu jika sosok yang telah membunuhmu mungkin saja berada di sekitar Tao? Kau harus membantunya untuk menguak masalah ini, agar setidaknya ketika suatu saat nanti kau telah kembali menjadi seorang Dewi, kau akan tahu siapa yang membencimu dan siapa yang tidak. Agar kau tidak dicelakai lagi dan kejadian seperti ini tidak akan pernah bisa terjadi lagi. Biar bagaimanapun juga, kau adalah Dewi dan itu adalah takdirmu. Mungkin di sini masalahnya, kau berkali-kali reinkarnasi sehingga kau tidak menyadari hal ini. dan percayalah jika kau reinkarnasi ini karena mungkin menurut Dewa untuk pensucian dosamu, atau karena kau adalah setengah manusia. Agar kau menjadi Dewi murni yang bisa pantas bersanding dengan Putra Mahkota Kerajaan Langit dan menjadi Ratu di istana langit. Anqier, kau adalah Dewi, dan aku mohon kau jangan pernah mengelak. Bahkan sampai Dewa Li sampai turun ke bumi dan mendatangiku serta Bibi, itu bukanlah perkara yang remeh. Itu berarti jika dia benar-benar sedang butuh Putra Mahkota. Langit sedang bahaya. Sebab kata Paman dulu, ketika langit selama satu purnama penuh nyaris tidak terlihat sinar matahari dan menampilkan hawa dingin sampai ke tulang itu tandanya jika istana langit akan terjadi hal yang sangat mengerikan. Itu adalah pertanda dari alam dan dari langit. ada hal yang tidak disukai langit dan dilanggar, pelanggaran ketentuan dan hukum langit adalah hal yang sangat mengerikan Anqier. sebab bukan hanya istana langit saja yang mendapatkan dampaknya, akan tetapi seluruh alam raya. Bangsa manusia, bangsa siluman, iblis, dan lain sebagainya."     

"Tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang, Si Qi? Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun juga apa yang dikatakan oleh Dewa Li. Jika aku harus menunggu sampai bayi yang dikandung oleh Selir Lim lahir. Dan aku sendiri tidak tahu, berapa lama iblis akan mengandung, melahirkan, sampai anak-anaknuya memiliki usia yang pas untuk menjadi seorang Putra Mahkota? Aku tidak tahu!"     

"Kau harus kesana, itulah satu-satunya jawaban dari ketidak tahuanmu itu, dan aku akan menemanimu."     

"Tapi Ibu? Aku tidak bisa meninggalkan Ibu sendirian, sebab aku memiliki firasat bahwa, jika Selir Cheng jika dia tahu aku masih hidup pasti dia akan menyerang Ibu. Karena mereka pasti akan berpikir dengan menyakiti Ibu maka aku akan langsung tunduk kepada mereka. maka, kau tak boleh ke mana pun, Si Qi. Kau harus menjaga Ibu."     

"Lalu—"     

"Kau tak perlu cemas dengan aku. Di sana aku memiliki banyak kawan, aku bisa menghubungi mereka untuk meminta bantuan dan aku yakin jika mereka akan dengan senang hati melakukannya. Aku baik-baik saja, Si Qi. Aku akan baik-baik saja…," kata Liu Anqier untuk mencoba menengkan sahabatnya juga dengan ibunya. Untuk kemudian mereka saling berpelukan. "Dan ya, aku memang harus kembali ke istana iblis. Aku harus menyelesaikan semuanya sebelum alam semesta tidak terkendali dan kehancuran ada di depan mata. Iya kan?"     

"Ibu akan selalu mendoakanmu di mana pun kamu berada, Sayang. maka kau harus selalu hati-hati di bawah berkat Ibu. Kau harus—"     

"Ibu, setiap kali ketika aku melakukan sesuatu, pasti yang selalu aku pikirkan adalah kamu. Aku selalu meminta berkatmu agar aku bisa selamat di mana pun aku berada dan ya, kenyataannya adalah aku selalu selamat di dalam doa Ibu," kata Liu Anqier kemudian.     

Liu Ding Han kembali memeluk putrinya kemudian dia mengusap kasar air mata yang mengalir di pipinya, demi apa pun dia sama sekali tidak pernah membayangkan jika memiliki putri yang kelak dia akan melakuan hal sebesar ini. melakukan hal yang akan mengubah dunia. Ini adalah hal yang sangat mulia, dia seolah memiliki berkat luar biasa dari langit. namun siapa sangka jika hal itu akan menjadi miliknya, dia telah melahirkan seorang Dewi entah bagaimana hal itu bisa terjadi. dia benar-benar merasa jika dia adalah orang yang baik di kehidupan terdahulu, sehingga dia bisa memiliki kesempatan itu. meski pada akhirnya, jalan yang dia tempuh bukanlah jalan yang lurus, sebab sedari suaminya meninggal, ada begitu banyak hal pahit yang mungkin akan dia hadapi kedepannya, dan Liu Ding Han sudah siap untuk itu. dia tidak mau untuk menjadi manja dan menangis dengan hal tersebut."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.